Utamanya dengan ular Sanca.
Sejak lama Mbak Min memelihara ular Sanca yang dia beri nama Gandos.
‘Tresna jalaran saka kulina’, begitulah yang terjadi atas Mbak Min dengan Gandos, ular peliharaannya.
Setiap ada pemuda yang mengadakan ‘pedekate’ kepada Mbak Min, Gandos sepertinya tahu.
Ular Sanca bernama Gandos itu tidak berkenan jika Mbak Min dipersunting oleh seorang pria.
Jika sudah begitu, marahnya sering tidak terkendali. Gelas, piring, dibanting. Meja dan kursi dibelit kuat- kuat.
Kaki- kakinya sampai patah.
Mbak Min pun merasa dihadapkan pada dua pilihan.
Memilih Gandos sebagai teman hidup selamanya atau menikah dengan manusia biasa.
Dengan konsekwensi dia harus berpisah dengan Gandos.
Mbak Min pun menentukan pilihan. Dia memutuskan memilih opsi yang pertama.
Kadung sayang dengan ular peliharaannya, Gandos akhirnya dijadikan sebagai teman hidup selamanya alias suami tercintanya.
Meski warga sekitar tahunya Mbak Min adalah seorang perempuan jomblo. Namun bagi Mbak Min dia tidak pernah merasa kesepian.
Setiap saat, kapan saja, mbak Min bisa berseloroh, berbagi pengalaman, bahkan kadang juga sering beradu pendapat dengan Gandos, suami tercintanya.