HARIAN MERAPI - Kisah cerita horor penjual mi tektek di Bandung 1
Saat Mang Ace sedang menunggu penumpak ojek tercium aroma mi yang khas
Pangkalan ojek Jatihandap-Cicaheum Bandung sudah sepi.
Tinggal dua orang pengojek, Mang Ace dan Mang Unang, yang lebih sering saling terdiam.
Mang Ace bergidik, barusan angin malam, angin kemarau berembus, mengenai wajahnya.
Bertanyalah Mang Ace pada Mang Unang, “Pukul berapa sekarang?”
Mang Unang merogoh saku kanannya, mengambil jam yang tanpa gelang pengikat.
“Sudah pukul 22.00 lebih. Eh, ini malam Jumat ya?”
Mang Ace menganggukan kepala.
Keduanya kemudian kembali saling terdiam. Puluhan menit pun dilewati.
Menjelang pukul 23.00 Mang Ace bertanya, “Kapan kau pulang?”
“Tanggung, nanti kalau sudah mendapat dua penumpang lagi.”
Tak lama, ada seorang bapak berjalan, Mang Unang yang mendapat giliran antre menawarkan jasanya.