“Mas Joko itu baik dan sangat nyaman untuk dijadikan teman. Jadi kita temenan aja ya, Mas.”
Jujur aku patah hati membaca jawaban Intan. Aku ditolak untuk kesekian kali.
Keesokan paginya aku tak semangat. Badan rasanya berat. Malas berangkat ke kantor.
Tapi apa boleh buat, tak mungkin aku rela dipecat hanya karena sakit hati.
Tiba-tiba temanku sekolah dulu meneleponku.
“Halo, Jack. Lama gak ketemu, sudah punya anak berapa?” tanya Rinto.
“Anak apa to, Bro. Boro-boro, nembak cewek aja ditolak terus. Bosan aku ditolak terus, sakit hati berkali-kali,” jawabku dengan nada malas.
Baca Juga: Pengalaman horor Ana diburu kuntilanak 6: Selamat karena ditolong kakek
“Ya ampun, kamu kok gak pernah cerita ke aku. Aku selalu siap bantu lho. Mau ku bantu tidak? Aku jamin siapapun cewek yang kamu inginkan bisa kamu dapatkan,” jawab Rinto.
Ia memang sahabatku sejak lama dan selalu tidak tega melihat temannya susah. (Seperti dikisahkan Indri Astuti di Koran Merapi) *