HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman mistis sat tinggal di Taiwan pada malam Selasa Kliwon.
Kala itu tepat di bulan hantu, aku melihat wajah kakek tampak pucat pucat pasi.
Seperti biasa, dini hari aku selalu terbangun pukul 2 waktu Taiwan.
Menjadi minoritas di negara yang mayoritas non-muslim bukanlah alasan untuk tidak beribadah, bangun dini hari untuk melaksanakan salat sunah Tahajud.
Bertepatan dengan malam Selasa Kliwon, dimana menurut orang Jawa sebenarnya malam yang sakral selain malam Jumat Kliwon.
Kebetulan aku di rumah sendirian karena kakek dan anak-anaknya sedang berlibur ke pulau.
Bertepatan juga dengan bulan hantu, dimana menurut kepercayaan orang Taiwan bahwa bulan hantu adalah bulan dimana roh dan hantu nenek moyang almarhum diyakini berkeliaran di antara yang hidup
selama bulan ketujuh kalender lunar tradisional yang dimulai pada tanggal 22 Agustus (kalender Cina,
dalam kalender barat jatuh pada tanggal 5 September).
Selama bulan hantu tersebut masyarakat menghindari dan melarang adanya acara pernikahan, pindah rumah dan membeli mobil karena konon akan mendapat petaka.
"Brak …." Suara benda jatuh mengagetkan aku.
Kemudian langkahku terhenti. Bau dupa semakin kental dan kentara sekali menyeruak ke hidung.
"Kakek, apakah Anda sudah pulang?" tanyaku memastikan.