Menurut bibiku, ayah-ibunya pernah berkisah bahwa di Kedung Padas itu diyakini ada pasar gaib, di mana yang melakukan jual-beli adalah para makhluk halus di sekitar kedung.
“Tidak apa-apa, mereka tidak mengganggu, abaikan saja,” begitu bibiku menirukan ucapan orang tuanya dulu.
Mendengar cerita itu, aku jadi agak takut juga.
Untung saja pada saat aku menginap di rumah paman waktu itu, bukan hari pasaran seperti yang disebut pamanku.
Di lain waktu, bertahun-tahun kemudian, saat aku dolan ke rumah pamanku lagi, aku bertanya apakah suara pasar gaib itu sampai sekarang masih ada.
Kata pamanku, sudah cukup lama suara gaib itu tidak lagi ia dengar, tapi hanya sekali waktu dan tidak seramai dulu.
“Mungkin mereka pindah pasar lain yang lebih lengkap barang dagangannya,” kata paman menduga-duga.
“Atau mungkin sekarang ikut tren manusia juga kali, Paman. Mereka pindah ke pasar online,” kataku dengan nada bercanda.
Paman hanya tertawa, entah paham atau tidak akan apa yang aku candakan. (Seperti dikisahkan Wakhid Syamsudin di Koran Merapi) *