Ia gendong rinjing itu di samping agar memudahkannya untuk memastikan ayam temuannya tidak melompat atau terbang.
Mendengar adzan Magrib telah berkumandang. Sariem kembali mempercepat langkahnya.
Baca Juga: Pengalaman misteri Ila perawat rumah sakit yang disambut hangat hantu penghuni kamar belakang
Meskipun ia telah berusia senja, tapi langkahnya masih seperti anak muda yang gesit dan cepat.
Sariem terus berjalan sambil sesekali menengok rinjing yang digendongnya.
Karena tidak fokus melihat jalan di depan.
Sariem tersandung batu yang membuat rinjingnya melorot hampir jatuh.
Sariem pun membetulkan rinjingnya.
Dan pada saat itulah, Sariem melihat ayam jago dalam rinjingnya berubah menjadi kepala manusia yang besar dan berlumur darah.
Saking kagetnya Sariem langsung melempar rinjing berisi kepala yang ia gendong itu ke dalam semak-semak pinggir jalan.
Ia berlari pulang sambil mengangkat kain jarik yang ia kenakan. (Seperti dikisahkan Ni'matus Sholihah di Koran Merapi) *