Namun teman-teman menenangkanku.
Meskipun mereka suka bergosip saat ceramah tarawih, namun mereka setia kawan menemaniku pulang.
Baca Juga: Pengalaman misteri Brojol dari Sambeng yang bekerja sebagai pembuat arang kayu
Aku pun sudah tidak melihat wedon itu lagi.
Kuberanikan diri memandang hamparan pepohonan di dalam alas itu dan Alhamdulillah, wedon itu sudah tidak ada.
Aku juga sudah tidak mau lagi memungutnya dan membawanya pulang.
Yang benar saja, itu bukan kain jilbab tapi wedon.
Esok malam tiba, aku bersama teman-teman salat Isya dan tarawih jamaah di rumah Eyang Kowo lagi.
Namun, aku sudah kapok.
Baca Juga: Kisah misteri kebun stroberi milik Pak Isnen yang tidak terurus sehingga menjadi angker
Aku tak mau lagi ikut nongkrong dan ngobrol bareng teman-teman di depan teras.
Lebih baik aku menunggu tarawih di dalam rumah saja sambil mendengarkan ceramah yang sebenarnya bikin mata mengantuk.
Tapi itu lebih baik dari pada aku dimakan hantu wedon.
Ya masih terasa basah di ingatanku, wedon itu seperti mau memakanku kemarin malam. - Tamat - (Seperti dikisahkan Ratna Kurniasih di Koran Merapi) *