Ketika melihat kalung bunga rampai itu bersinar, Nana langsung mengambilnya. Sesekali ia berfoto dan membagikannya ke media sosial.
Menjelang tengah malam, Nana samar-samar mendengar suara dengusan, mirip dengusan kerbau.
Tapi gadis itu hanya menghiraukannya saja. Lama kelamaan, suara itu semakin keras.
Nana pun memberanikan diri. Ia mendekati dan melihat keluar jendela.
Gandriiikk!!! Nana melihat makhluk menyerupai kerbau mirip arca yang ada di taman. Karena ketakutan, Nana menutup korden.
Tiba-tiba rasa penasaran mendera Nana. Ketika ia kembali membuka korden, tiba-tiba arca kerbau itu sudah ada di hadapan Nana.
Matanya merah menyala. Dengusannya sangat kuat. Nana langsung menarik selimutnya.
Brrukkk!!! Arca kerbau itu menembus tembok kamar. Arca itu mendengus keras.
Refleks Nana, ia melempar-lempar semua benda sambil menutup mata.
Ketika ia tidak sadar, kalung bunga rampai itu ikut dilemparnya. Kalung itu jatuh di tanduk arca.
Seketika arca kerbau itu berubah menjadi kepulan asap.
Nana membuka matanya. Ia merinding setengah mati. Tembok yang ditembus arca kerbau itu sama sekali tidak rusak.
Bahkan seolah tidak terjadi apa-apa. Nana lamas tak bisa tidur. (Seperti dikisahkan Septa Berlianto di Koran Merapi) *