Ibu yang sedang di kamar mandi berlari menemui Nisa dan langsung menggendongnya.
"Ayo Nis, balik ke kamar," sambil tangan ibu menutup mata Nisa.
Karena ibu Nisa juga takut, ia membangunkah simbah kakung
"Pak...Pak.. Bangun to, Nisa ki diweruhi Pak.." teriak ibu kencang sambil menggendong Nisa.
"Opo? Nisa diweruhi?"
"Iya Pak. Aku tadi di kamar mandi tapi Nisa lihat orang mirip aku di dapur, padahal kosong Pak," cerita ibu Nisa pada simbah kakung.
"Oalah. Makanya anak kecil itu jangan ditinggal lama-lama, itu pasti Meri penunggu resan."
"Untung kamu tadi gak nyusul Meri, nek nyusul wes digondhol kamu nok" papar simbah sambil mengusap kepala Nisa yang hanya terdiam, takut.
"Wis sekarang Nisa tak pangku, gek kamu cari sapu lidi gerang buat gepyokki dapur, ben lungo Merine," perintah simbah ke ibu.
Ibu pun bergegas gepyokki dapur tempat si Meri tadi. Semenjak itu Nisa tak pernah melihat si Meri lagi.
Konon Meri itu ingin menculik anak-anak dan rumahnya berada di resan, pohon besar yang diberi kain mori. - Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Isna Isn di Koran Merapi) *