Dari mulutnya pun keluar kata- kata kotor sekenanya.
Tak pelak terjadi perang mulut antara keduanya.
Sosok perempuan itu meng- klaim, jika Kedung Luweng adalah miliknya.
Siapa pun tidak boleh seenaknya mancing disitu, tanpa izin darinya.
"Bah! Kalau ngomong jangan waton njeplak!" teriak Sangad saking jengkelnya.
Mendengar kata itu sosok perempuan tersebut sepertinya amat sangat tersinggung.
Cepat bagai kilat tubuh Sangad didorong kuat- kuat.
Tidak siap menerima dorongan,...byuuur! Tubuh Sangad tercebur ke dalam kedung.
Beruntung, bersamaan dengan itu Sarjono, teman Sangad datang, juga akan mancing di tempat tersebut.
Ditolonglah Sangad yang tertatih-tatih naik ke tebing sungai.
Dengan terbata- bata Sangad menceriterakan kejadian yang baru saja dialami.
"Anehnya, habis mendorong aku, perempuan tersebut hilang dari pengelihatanku," ujar Sangad menegaskan.
"Kan sudah kubilang, mancing disini harus minta izin dulu pada pemiliknya. Lha kamu, kula nuwun saja mungkin tidak," ujar Sarjono panjang- lebar.