HARIAN MERAPI - Senangnya saat libur panjang sehingga mengunjungi rumah simbah di desa.
Namun ternyata malah menemui kejadian misteri yang bikin merinding
Ketika libur panjang tiba, Redi dan Menol diajak Anto (ketiganya bukan nama sebenarnya), mengunjungi simbahnya di desa Sangubanyu.
Redi yang termasuk 'anak mama' jauh hari sudah minta izin orangtuanya.
"Boleh. Kenapa tidak? Asal kamu bisa menjaga diri," begitu pesan Mamanya.
Tak mau kalah, Papanya juga mengingatkan: "Dan jangan lupa. Jika kebelet pipis jangan pipis di sembarang tempat."
"Kalau pun sangat terpaksa dan tidak dapat ditahan, kamu harus uluk salam terlebih dulu. Mohon izin, siapa tahu tempat itu ada penunggunya."
Hari kedua di rumah Mbah Mangun (nama samaran), Simbahnya Anto, tiga bocah ABG itu mendengar informasi jika di Balai Desa ada pertunjukan berbagai kesenian tradisional dalam rangka acara Bersih Desa.
"Nontonnya besok malam saja, aku bisa ngantar. Malam ini aku mau jagong bayen. Tontonan di Balai Desa itu akan berlangsung tiga hari kok," ujar Mbah Mangun.
Namun tiga bocah itu bersikukuh akan menonton malam itu juga. "Ya sudah. Asal kalian hati-hati saja," pesan Mbah Mangun.
Asyik nonton berbagai kesenian tradisional, ada Angguk, Sholawatan, dan lain-lain, tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam setengah duabelas.
Redi mengajak pulang karena mengantuk.
Untung, malam itu bulan sedang purnama. Jalan-jalan di pedesaan tidak gelap. Ketiganya berjalan kaki menuju rumah Mbah Mangun.