HARIAN MERAPI - Sebuah kejadian misteri dialami Bu Tiwi seorang guru TK.
Rombongan anak TK yang dibawanya rekreasi mengalami kecelakaan hingga menewaskan enam siswa.
Bu Tiwi (nama samaran) adalah guru TK yang sudah tidak muda lagi. Namun fisiknya masih sehat dan energik.
Ia tinggal di sebuah rumah besar peninggalan almarhum suaminya, hanya berdua dengan Mbok Siwuh (juga nama samaran), rewang setianya.
Sejak muda Ibu Guru TK tersebut dikenal sebagai sosok perempuan yang sangat dekat dengan anak kecil.
Suatu hari menjelang libur panjang, Bu Tiwi bersama sobat-sobat kecilnya mengadakan rekreasi ke sebuah objek wisata, menyewa bus kecil.
Malang, dalam perjalanan pulang, bus yang mereka tumpangi mendapat musibah.
Bertabrakan dengan truk pengangkut pasir. Korban berjatuhan. Enam orang anak murid Bu Tiwi tidak dapat diselamatkan nyawanya.
Sejak peristiwa itu Bu Tiwi yang sebelumnya merupakan sosok periang, berubah menjadi pemurung. Suka duduk menyendiri dan melamun.
Seminggu kemudian, suatu sore hari Kamis menjelang malam Jumat Kliwon, tiba-tiba saja ada enam anak usia TK berbaris memutar dengan riang, mengelilingi duduknya.
Bu Tiwi kaget, namun juga gembira. Spontan dia bangkit dari kursi dan ikut berbaris di belakang anak-anak tersebut.
Tidak lupa dengan bernyanyi dan bertepuk tangan.
"Naik-naik ke puncak gunung. Tinggi tinggi sekali...." Begitulah, rumah yang semula sepi, dan selalu lengang, berubah menjadi riuh penuh gelak tawa.
Tidak puas hanya bernyanyi-nyanyi, anak-anak kecil itu juga mengajak bermain petak umpet, bola bekel, sondah- mandah, dan lompat tali.