HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman horor yang dialami Pak Samun penjual bakmi Jawa.
Suatu malam ia mendapat pembeli misterius yang bikin merinding.
Setiap akan memulai pekerjaannya berjualan bakmi Jawa, Pak Samun (bukan nama sebenarnya) selalu melafalkan mantra bernuansa Kejawen.
Diucapkan lirih: "Semar dhasar, Gareng ngereng, Petruk celuk-celuk, Srikandi kang ndodoli, Janaka kang nukoni."
Tanpa mengucapkan mantra tersebut menurut pengalamannya, dagangannya tidak laris-manis.
Seperti biasa menjelang Maghrib, Pak Samun sudah bersiap akan memulai pekerjaannya.
Bersama istri dan dua orang tenaga pembantunya menuju warung bakmi miliknya yang berjarak seratus meter dari rumah tinggalnya.
Benar saja. Belum lagi warungnya dibuka, sudah terlihat beberapa orang menunggu.
Begitu pintu dibuka, byuuur...mereka berebutan mencari tempat duduk yang tersedia.
Baru beberapa saat, satu-dua orang terlihat tidak sabar menunggu.
Memasak bakmi menggunakan arang dan anglo sebagai kompor, adalah kebiasaan Pak Samun.
Tak hanya itu, bakmi tersebut dimasak tidak berbarengan. Tapi porsi demi porsi.
Tentu saja dengan konsekuensi, pembeli harus sabar menunggu.