“Dan aku baru nyadar, kalau yang di tengah-tengah itu ada pohon bambu yang besar.”
Mendengar ucapan Suraji, Bayu berjalan mendekati pohon tersebut.
Dirinya disambut pohon bambu dengan diameter sebesar bola sepak.
Bayu kembali melangkah, pandangan mata masih tertuju pada pohon bambu besar itu.
Ada sebuah tunas kecil terlihat bergerak, terlihat seekor ular hitam bergerak melepaskan diri dari dasar pohon.
Ular itu bermata kuning kunyit.
Kulitnya hitam bersisik basah hingga mampu menyulut ketakutan dan gelisah. Terkejutlah Bayu hingga terpeleset.
“Ular! Ular! Hyung!” teriak Bayu hingga terpeleset.
Warga dan Suraji pun mendekati bambu yang diteriaki Bayu.
Mereka bingung tidak mendapati hewan melata yang diteriaki tersebut.
Akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak dan mengolok-olok Bayu yang tengah berhalusinasi.
Karena kesal Bayu memutuskan pulang dan akan meninggalkan mereka.
“Lho! Lho! Anak muda kok marah.” Ucap Suraji.