Ternyata, makhluk itu hanya lewat saja tanpa menganggunya.
Namun, Iyah melihat tangan kanan dan kiri mahluk itu menggenggam rantai besi yang panjang.
Rantai besi terlilit di leher anak laki–laki yang jumlahnya cukup banyak.
“Cepat jalan, kalian para budakku,” perintah makhluk itu.
Iyah baru sadar, jika anak laki–laki yang terlilit rantai besi adalah para tumbal yang dikorbankan Kang Jarni.
“Kurang ajar kamu Kang Jarni, anak–anak tanpa dosa seperti mereka kamu korbankan menjadi tumbal,” batin Iyah.
Iyah keluar ruangan dengan air muka merah padam penuh kemarahan.
Ia keluar dari rumah dengan mengendarai motor, dan membawa jeriken.
Saat Kembali jeriken sudah terisi bensin. Ia menyirami ruang kerja suaminya dengan bensin.
Kemudian dia bakar ruang itu.
“Aku harap kamu juga mati terbakar Kang Jarni,” ucap Iyah lalu meninggalkan rumah itu. - Tamat - (Seperti dikisahkan Fitriati Arina Manasikana di Koran Merapi) *