Pak Jairana mulai memimpin ritual. Ia duduk bersila didepan saji-sajian.
Lalu membakar kemenyan mulutnya tampak komat kamit membaca mantra.
Waktu itu sudah pukul 21.00 WIB Pak Jairana mengajak Pak Jayeng dan Pardi menengadah kelangit.
Kemudian ia bilang : “Angin dari barat selatan timur utara baliklah baliklah suara jengkerik dan angkup berhenti berhentilah di malam ini aku memfokuskan jiwaku untuk menghadirkan Ki Dadung Muntir.”
Kemudian ia berseru : “Hae Ki Dadung Muntir datanglah datanglah. Aku minta pertolongan”. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *