“Ya, yuk kita mulai Yuk,, aku yang nyangkul kamu yang ngangkat ya,” tukas Wintolo.
Wandi menganggik, “Baik, nanti gentian.”
Baca Juga: Cerita misteri lelembut pesta di kebun bambu 2: Terganggu dengan makhluk besar berbulu hitam
Kurang satu jam mereka menambang, ketika Wandi sedang menyunggi pasir hasil tambangan, yang kebetulan sudah sampai atas sungai,
ia berdengar suara gemuruh, “Banjir bandang!” pikirnya, sambil menengok ke arah sungai,
Nampak air keruh kehitaman mengalir deras, “Banjir! Banjir! Win! Wintolo!,” teriaknya cemas.
Wandi menuju ke tepian tempat ia menambang, “Hah!”
Ia kaget karena melihat batu besar berhenti tepat di tempat Wintolo tegak berdiri,
Jantung Wandi berdegub keras sambil terus matanya tak lepas ke Wintolo.
Ia hendak turun nggak berani, karena air masih mengalir deras.
Memang hanya sebentar, nggak sampai satu jam, air pun surut, banjir pun reda,
Wandi berangsur hilang rasa cemasnya, ia memberanikan turun, dan ketika sampai ke tempat Wintolo, “Win, Wintolo,” tukasnya, “Kamu nggak apa-apa kan?”
Tapi Wintolo nampak masih gugup sekaligus heran, “Aku diselamatkan batu besar,” ungkap Wintolo.
“Ya, ya, aku tadi melihatnya,” sahut Wandi keheranan, “Tapi lalu, kemana batunya?”