KESAKTIAN DAN PESONA NYIMAS GANDASARI (2)
Saat masih remaja, Nyi Mas Gandasari dikirim Mbah Kuwu untuk memperdalam ajaran agama Islam ke Pesantren Syekh Quro di Karawang. Pondok pesantren tersebut merupakan pondok pertama di tanah Jawa. Syekh Quro sendiri merupakan putra dari Syekh Yusuf Sidik, seorang ulama besar dari Mekah, penyebar agama Islam di negeri Campa (Kamboja).
BELIAU masih keturunan dari Sayidina Hussen Bin Sayidina Ali Ra dan Siti Fatimah putri Rasulullah. Ulama besar ini bergelar Syekh Qurotul’ain dengan nama aslinya Syekh Mursyahadatillah atau Syekh Hasanudin. Bersama Sunan Gunung Jati beliau berjuang menyebarkan ajaran agama Islam.
Setelah berguru kepada Syekh Quro, Nyi Mas Gandasari pun berguru kepada Sunan Gunung Jati. Setelah bai'at syahadat, ia belajar ilmu syari'at, thoriqot, hakikat, dan ma'rifat.
Selain itu, Nyi Mas Gandasari juga belajar ilmu bela diri dan kanuragan. Sunan Gunung Jati menaruh harapan besar kepadanya. Situasi saat ini kian memanas Kerajaan Galuh kini merasa terusik dengan berdirinya Kesultanan Cirebon, terlebih sejak dinyatakan oleh Pangeran
Cakrabuana bahwa Cirebon adalah penerus resmi Pajajaran.
Tidak lama kemudian terjadilah peperangan antara Kerajaan Galuh dan Kesultanan Cirebon. Konflik antara Raja Galuh dan Kesultanan Cirebon itu bermula dari keinginan Raja Galuh untuk menguasai wilayah Cirebon. Kesultanan Demak Bintara turut membantu Kesultanan Cirebon. Raja Demak Sultan Trenggana memimpin pasukan Kerajaan Demak Bintara namun sayang belum mampu menembus kerajaan Galuh.
Hingga pada suatu hari, Kesultanan Cirebon mendapat kabar tentang rencana penyerangan yang dilakukan Raja Galuh. Pada saat itu, Pangeran Cakraningrat yang memimpin penyerangan. Mendengar berita tersebut Sunan Gunung Jati mengutus Nyi mas Gandasari untuk mencari informasi tentang rencana tersebut.
“Nyi Mas Gandasari, pergilah ke Kerajaan Galuh selidiki kabar yang beredar saat ini.”
“Akan hamba laksanakan perintah guru.”
“Aku percaya kau dapat mengatasinya.”
Nyi Mas Gandasari mengemban misi telik sandi (mata-mata) bersama pasukannya ia menyusup ke Kerajaan Galuh. Begitu masuk pinggiran Kota Kerajaan Galuh, Nyi Mas dan pasukan menyamar sebagai ronggeng keliling atau yang dikenal dengan istilah Ronggeng Bugis. Nyi Mas Gandasari ditugaskan menggoda Prabu Cakraningrat untuk mengetahui kelemahannya. Pesona Nyi Mas Gandasari tak terelakan, Prabu Cakraningrat pun jatuh hati padanya.