PADA zaman awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam, wilayah Parangtritis pernah menjadi tempat favorit bagi Panembahan Senopati untuk bersemadi. Bahkan dipercayai menjadi titik penting penyatuan daya daratan dan lautan yang diwakili oleh Panembahan Senopati dan Ratu Kidul. Namun era kepesatan kemajuan wilayah Pantai Parangtritis mungkin bisa dikatakan dimulai sejak tahun 1912. Ada pun salah satu faktor penyebabnya adalah dengan bermukimnya seorang Belanda di tempat itu yang bernama John Kersch.
Orang Belanda kelahiran Jawa mantan masinis pabrik gula Kedaton, Pleret, Bantul ini, pada tahun 1912 itu pula mengajukan izin kepada pemerintah Hindia Belanda untuk diperbolehkan tinggal menetap dan berusaha di Pantai Parangtritis. Izin tinggal di Pantai Parangtritis ini bertepatan dengan peristiwa digusurnya rumah John Kersch untuk pelebaran Kantor Pegadaian Gondokusuman.
Izin yang diajukan John Kersch pun disetujui Gupermen. Tanah yang menjadi tempat tinggalnya di Pantai Parangtritis adalah sebuah sawah dan tegalan di sisi barat Pesangrahan Parangtritis. Sayangnya rumah tinggal John Kersch dan Pesanggrahan Parangtritis ini sekarang nyaris tidak berbekas lagi. Sawah dan tegalan yang menjadi milik John Kersch itu dulunya milik warga Mancingan yang dibeli John Kersch.
Di atas tanah yang dibelinya itulah John Kersch kemudian membangun penginapan (hotel). Di samping bertempat tinggal yang sekaligus difungsikannya sebagai hotel itu, ia juga menjual makanan dan minuman untuk menopang kebutuhan hidupnya. Hotel yang dibangunnya itu akhirnya banyak berguna. Salah satunya menjadi tempat menginap para kerabat Keraton Kasultanan Yogyakarta jika mereka melakukan ziarah dan berwisata ke pantai selatan.
Pihak Gupermen meminta kepada John Kersch jika ada kerabat Keraton Yogya menginap di hotelnya mohon tidak ditarik uang sewa kamar. Hal itu sebagai bentuk lain dari pajak yang harus disetorkan oleh John Kersch kepada pihak Gupermen karena sudah diijinkan membuka usaha di Parangtritis.
Di wilayah Parangtritis ini John Kersch dikenal dengan sebutan Tuan John. Jika mau disebut batas-batasnya, hotel/rumah John Kersch berbatasan dengan Pesanggrahan Parangtritis di sisi timur, bagian utara (belakang) bersebelahan dengan tanah milik Pesanggrahan Parangtritis.