Sesampainya di luar tembok Istana, Empu Bharada segera mengembangkan jubahnya dan ia naik jubah itu… terbang langsung ke rumahnya.
Sementara Sang Bharada terbang, binatang-binatang saling memberi senyuman mesra pada Empu Bharada, dan burung malam pun saling mencicit seolah-olah memberikan ucapan selamat malam kepadanya.
Setelah tiba di rumahnya, Empu Bharada segera turun, dan melipat kembali jubahnya. Jubah tersebut memang sering dipergunakan untuk terbang, dengan mantera-manteranya yang mujarab.
Wedawati telah menantikan kedatangan ayahnya dengan sedikit cemas. Ia amat mengasihi dan menyayangi ayahnya, yang tak tak pernah membentak, apalagi memukul dirinya. Lemah-lembut pribadi Empu Bharada, namun tegas mengambil sikap, dan berlaku keras pada siapa saja yang berlaku kurang ajar dan berlaku jahat. (Tri Wahyono)