MENDENGAR apa permintaan Rara Mangli yang mestinya sangat berat tersebut, Pangeran Timur yang sudah kegubel asmara jatuh cinta tetap menyanggupi. Hanya pelaksanannya ia minta krenahe Tumenggung Pasingsingan, karena sebelumnya ia merasa berat, Mataram tidak mungkin ada raja kembar yang sekarang sudah diduduki oleh kakandanya sendiri Arya Hadi Mataram yang bergelar Sunan Amangkurat Agung. Namun lagi-lagi Tumenggung Pasingsingan selalu ngompori Pangeran Timur, soal merebut tahta Mataram itu ada di tangannya. Berhasilkah usaha Tumenggung Pasingsingan, dan bagaimana nasib Pangeran Timur yang betul-betul sudah dininabobokkan wajah ayu Rara Mangli ?
Dalam babad Tanah Jawi diceriterakan, Pangeran Timur telah berada di kamar senthong Rara Mangli karena jatuh cinta pada pandangan pertama membuat Pangeran Timur benar-benar tergila-gila wajah ayu anak Ki Tumenggung Pasingsingan.
"Kalau Kangmas Timur mau menikahi aku, aku punya permintaan yakni sang pangeran harus bisa naik tahta menjadi raja di mataram," itulah permintaan yang harus dikabulkan.
Sejenak Pangeran Timur termangu, ingat dalam angannya, baru saja Mataram mewisuda raja jumenengan ratu yang tidak lain adalah saudara tuanya atau kakaknya sendiri, kadang sepuh. Dalam hati Pangeran Timur rangu-rangu, tidak mungkin permintaan Rara Mangli terwujudkan, karena Mataram tidak akan ada 'dua matahari' atau srengenge kembar.
Lagi-lagi Tumenggung Pasingsingan lah yang bermain, dikatakan bahwa Pangeran Timur sangat mungkin menjadi raja Mataram, karena masih tedhak turuning ratu. Perangkap Tumenggung Pasingsingan terus dipasang, ibarat iwak wis mlebu wuwu, Pangeran Timur yang sudah jatuh cinta tiak bisa berpikir secara bersih, wening pikire. Pangeran Timur setuju apa yang diminta Rara Mangli, namun semuanya diserahkan kepada Tumenggung Pasingsingan dan minta jangan sampai namanya diikutsertakan, diembet-embetake.
Jadilah Pangeran Timur tidak pulang ke Dalem Kasatriyan, namun menetap di rumah Rara Mangli yang digandrungi. Keduanya memang sudah jatuh cinta, lupa segalanya, tiap hari hanya memadu kasih, lelumban ana ing maduning katresnan, yang dilihat hanya kebahagiaan melulu.
Ki Tumenggung Pasingsingan mulai mencari bantuan kepada orang-orang yang sekira mampu untuk berbuat makar, guna memenuhi ambisinya yang murka panguwasa
