Setelah dewasa, Jaka Sengara putri Putri Mayanasekar dengan Buaya Putri telah menjalma menjadi ksatria sakti. Waktunya tepat ketika Majapahit tengah menghadapi tantangan berat.
INILAH yang membuat Patih Gajah Mada judeg. Dia tahu Prabu Dewamambang raja Bali itu orangnya keras Kepala dan sakti. Masak sih harus dirih-rih? Bisa-bisa malah kita nanti yang dipukul jatuh? lagi judeg-judegnya Patih Gajah Mada mencari strategi yang belum kunjung ketemu tiba-tiba datanglah seorang kesatria muda,
"Ki Patih Gajah Mada, perkenankan hamba mengabdi ke Kerajaan Majapahit ini? Namaku Jaka Sengara cucu Adipati Dayaningrat dari Pengging," kata kesatria muda itu memperkenalkan dirinya penuh semangat yang menggebu-gebu dan amat meyakinkan.
"Boleh. Asal kamu berani menghadap Prabu Dewamambang di Bali. Lalu tanpa peperangan membawanya sowan ke Prabu Brawijaya. Itu artinya Bali mau takluk kepada Majapahit."
"Sanggup, Ki Patih Gajah," jawab Jaka Sengara.
Patih Gajah Mada segera matur kepada Prabu Brawijaya kalau ada kawula sakti yang bersedia ngerih-rih Prabu Dewamambang di Bali. Prabu Brawijaya menyetujuinya maka berangkatlah Jaka Sengara ke Bali diiringi prajurit segelar sepapan dibawah pimpinan Pancakarya.
Dengan aji Mundri yang diberikan oleh Resi Mayangkara begitu cepat Jaka Sengara membawa pasukan Majapahit sampai ke Bali. Ternyata memang benar dugaan Gajah Mada Bali memang sudah memperpsiapkan prajuritnya untuk berangkat menyerang Majapahit. Jaka Sengara segera menghadangnya, "Dewamambang, jangan teruskan niatmu ke Majapahit!" kata