MENELISIK DINAMIKA MATARAM ISLAM PASCA PANEMBAHAN SENOPATI (2) - Pemberontakan Kakak Tiri Tak Tahu Budi

photo author
- Sabtu, 1 Juni 2019 | 16:54 WIB
28november18
28november18

-

MENJADI tradisi di kerajaan Mataram Islam semasa Panembahan Senopati masih berkuasa, ada waktu khusus bagi raja yang bertahta tampil dalam suatu acara pada hari Senin dan Kamis. Raja duduk di singgahsana nata dihadapan semua pembesar kerajaan berikut para abdi dalemnya. Pada acara yang sering disebut dalam khasanah budaya sebagai siniwaka, biasa ada hal-hal yang harus disampaikan langsung sebagai perintah maupun terkait dengan tugas seorang raja dalam menegakkan keadilan menyangkut berbagai kasus yang terjadi di masyarakat dan membutuhkan keputusan raja untuk mengadilinya.

Tradisi itu pada masa Panembahan Krapyak masih dilaksanakan bahkan dalam beberapa sumber dari cerita tutur, pada dua hari khusus itu biasanya Panembahan melaksanakan puasa sunah. Sehingga ketika memutuskan sesuatu perkara bukan lagi sebagai keputusan yang dirasuki amarah maupun napsu, namun sebagai keputusan atas kehendak Tuhan yang dapat dipertanggungjawabkan dunia-akheratnya. Sedemikian kuatnya nilai spiritualitas seorang raja sehingga masih tetap memakai gelar Panembahan sebagai wujud kedekatannya pada Tuhan.

Dalam masa pemerintahan Panembahan Krapyak, rakyat Mataram benar-benar dalam kemakmuran bahkan sang Nata sangat menjunjung tinggi keadilan bagi semua kalangan yang didasarkan pada nilai-nilai spiritualitasnya sebagai seorang mukmin. Meski tergolong masih belia, raja muda ini memiliki kecakapan dalam banyak hal termasuk juga dalam selera kestarianya untuk berburu. Dalam salah satu kisah, ada disebutkan Panembahan kemudian membangun suatu kawasan taman yang luas di seputaran selatan Gading untuk lokasi perburuan Kijang. Mungkin lokasi ini yang kemudian dikenal hingga saat ini sebagai Krapyak, dimana di lokasi ini pula kelak dikemudian hari Panembahan wafat sehingga dijuluki Panembahan Seda Ing Krapyak.

Semasa pemerintahan Adiprabu Hanyakrawati, pada paruh waktu perjalanan mengendalikan tahta terjadi dinamika politik yang sedemikian keras. Salah seorang kakaknya dari lain ibu, yaitu Pangeran Puger. Pangeran Puger yang semasa kanaknya bernama Raden Mas Kentol Kajuran adalah putra Panembahan Senapati dari istri selir Nyai Adisara. Sebagai anak laki-laki kedua dia merasa lebih berhak untuk menjadi pengganti Panembahan Senopati, sehingga dirinya merasa malu untuk hadir pada setiap hari Senin dan Kamis untuk siniwaka.

Sikap jeli dalam mengamati setiap kejadian menjadi perhatian penting bagi sang nata, melihat berulang kali ketidakhadiran Pangeran Puger dalam acara kerajaan tidak membuat Panembahan marah. Justru sebaliknya dirinya paham atas kejolak hati yang sedang dialami kakaknya itu. Maka dengan meminta pertimbangan Adipati Mandaraka yang juga pepatih dalem, Panembahan mengusulkan agar kakaknya diberi jabatan sebagai Bupati Demak. Pengangkat itu terjadi setelah lebih dari satu tahun Pangeran Puger tidak pernah hadir di Istana.

Pengangkatan Pangeran Puger sebagai Bupati Demak bagi sang Nata lebih bertujuan politis, karena adanya Bupati Demak dapat menjadi salah satu benteng kerajaan Mataram di pesisir Utara Jawa. Menurut beberapa serat diantaranya serat kandha, pada keesokan harinya rombongan Pangeran Puger beserta keluarga dan sejumlah abdi dalem diantaranya Tandanegara dan Ki Adipati Gending, orang Demak yang memiliki pengaruh di lingkungannya.

Dalam menjalankan roda pemerintahannya Bupati Demak sangat percaya dan mudah dihasut oleh Ki Adipati Gending. Sehingga lama kelamaan Bupati Demak kehilangan rasa hormatnya pada Mataram. Bahkan dalam persekongkolannya dengan sejumlah "Wong Wetan", mungkin yang dimaksud Jawa Timur, Bupati Demak merencanakan melakukan perluasan wilayah dengan menguasai daerah jajahan Mataram menjadi bagian kekuasaannya diantaranya di utara Pegunungan Kendang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X