-
SETELAH pertemuan mengharukan dengan Bu Dirga, hari-hari berikutnya Hendri berusaha untuk memperbaiki diri. Baik dalam hubungan dengan keluarganya di rumah, maupun dalam urusan sekolah dan kegiatan lain di luar.
Keesokan harinya Hendri menemukan suasana lain di rumah. Pagi menjelang berangkat sekolah, Bu Dirga memanggil-manggil Hendri dan Lusi. Saat dua kakak beradik itu mendekat, ternyata di ruang makan sudah ada kedua orang tua mereka. Sementara di meja makan lengkap tersedia sajian untuk sarapan.
"Hendri, Lusi, ayo sini sarapan dulu," kata Bu Dirga.
Dengan manja Lusi pun mendekati ibunya untuk memeluk dan mencium pipinya.
Sedang Hendri agak tertegun sejenak dengan suasana yang sudah lama sekali tidak dirasakannya itu. Langkahnya sempat terhenti, saat melintas Inem yang baru saja selesai membawa sajian makanan. Pembantunya itu berjalan sambil menundukkan wajah, menghindar untuk bertatap muka dengan Hendri.
"Ayo Hendri, duduklah," sapa Pak Dirga.
Hendri pun tersadar dan segera mengambil tempat duruknya.
"Kebetulan Papa sedang tidak dinas luar, jadi bisa makan bersama dengan Mama dan anak-anak. Mudah-mudahan hal seperti ini bisa lebih sering kita lakukan," kata Pak Dirga.
"Iya dong Pa. Lusi kangen bisa makan bareng seperti ini. Kapan-kapan kita juga pergi liburan ya, Pa," kata Lusi masih dengan nada manjanya.
"Itu sudah Mama dan Papa pikirkan Lusi. Dua pekan lagi Papa sudah siapkan, pas ada libur panjang kita liburan ke Raja Ampat," kata Bu Dirga.
"Horeeee," Lusi berteriak kegirangan.
Lain halnya dengan Hendri, yang masih diam saja. Pada satu sisi, ia merasa senang dengan suasana baru yang ada di keluarganya. Namun di sisi lain, hatinya resah memikirkan kejadian terkutuknya dengan Inem.
"Kok diam saja Hendri, ayo cepat diselesaikan makannya. Nanti terlambat ke sekolah," tegur Bu Dirga saat melihat Hendri tampak setengah malamun.
Bu Dirga menduga, sikap aneh Hendri itu lebih dikarenakan belum siapnya ia menerima perubahan mendadak yang ada di rumah. "Lama-lama Hendri pasti bisa menerima kembali keharmonisan rumah tangga ini. Semoga semua ini belum terlambat," kata Bu Dirga dalam hati. (Bersambung)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi