Ia juga tidak lupa untuk mencari cacing tanah untuk umpan ikan.
Sesampainya di sana, Gandi bertemu dengan teman-teman sekolahnya.
“Tumben kamu mancing Ndi?”
“Iya nih, aku mau cari ikan baung.”
Baca Juga: Kembang Laruk bagian 16: Kepala perempuan yang terpenggal dan wanita tua misterius itu muncul lagi
“Di sini banyak ikan Baung, pasti nanti kamu dapat.”
Dua jam sudah Gandi menunggu, tapi tidak ada satu pun ikan yang memakan umpannya.
Padahal teman-temannya yang lain sudah mendapatkan ikan cukup banyak.
Penantian Gandi berhenti saat azan magrib berkumandang.
Tiba-tiba saja ada yang menimpuk kepalanya dengan batu.
Gandi yang kala itu seorang diri tentu takut bukan main, bulu kuduknya pun bergidik. (Seperti dikisahkan Iis Suwartini UAD di Koran Merapi) *