Tumirah pun pulang sendirian. Dia merasakan tubuhnya sangat berat. Seperti ada yang ‘ngamplok’ pada punggungnya.
Dengan tertatih- tatih akhirnya Tumirah pun sampai di rumah orangtuanya.
Baca Juga: Misteri ikan keramat Telaga Ranjeng 3: Berani melanggar pantangan nyaris saja disambar petir
“Tubuhku terasa berat banget, Mak. Seperti ada yang ngamplok di punggungku”, keluh Tumirah kepada Emaknya.
Oleh Emaknya punggung Tumirah dipijit sebisanya. Terasa enak dan enteng.
Namun belum juga satu jam, kembali tubuhnya terasa sangat berat lagi.
Sampai malam bahkan sampai pada hari berikutnya punggung Tumirah belum juga terasa enteng.
Emaknya semakin bingung. ‘Kekitrang’ kesana- kemari. Seperti orang kehilangan akal.
Mbah Supadi, orang pintar tetangga desa mendengar hal tersebut.
Tanpa diminta dia berusaha menolong. Atas penerawangan Mbah Supadi diketahui, ada makhluk halus yang ‘ngamplok’ atau minta gendong Tumirah.
“Yah, penunggu pohon gayam di tepi sungai yang mengalir di sebelah timur dusun Kersan itu memang suka usil."
"Suka minta gendong, terutama pada orang perempuan berbadan gendut”, ujar Mbah Supadi.
Atas usaha Mbah Supadi juga lelembut itu mau pulang ke ’rumah’ nya. - Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi)*