‘‘Perasaan pintu tadi sudah kukunci, kok terbuka. Lampunya juga sudah kumatikan, kok menyala?’’ gumam Ardi merasa aneh.
Karena sudah sangat ngantuk, setelah ganti baju Ardi langsung tidur.
Tiba-tiba, samar-samar Ardi mendengar suara minta tolong.
Padahal sudah jelas jam segitu semua orang sudah tertidur. Kali ini, Arya tak menghiraukannya.
Akhirnya ia bisa tertidur. Tapi ia bermimpi aneh, ada seorang gadis di depan kos-kosan.
Gadis itu merintih seolah sedang kesakitan. Karena penasaran, Ardi mendekatinya.
‘‘Tolong…. Tolong…. Tolong aku! Argghhh..’’ rintih gadis itu
‘‘Maaf, siapa mbak? Apa ada yang bisa saya bantu.’’ ujar Ardi.
Gadis itu lantas menoleh. ‘Gandrriik!!’, muka gadis itu hancur.
Hanya terlihat kerangka tulangnya saja tanpa daging sedikitpun.
‘‘Mas… tolong aku… aku mohon…’’ rintih gadis itu seraya mengeluarkan darah dari mulutnya.
‘‘Tidaaaaak!!!’’ Ardi terbangun dari mimpinya. ‘‘Astaghfirullah… untung hanya mimpi.’’
Ardi lantas mengambil air putih dari dapur. Ketika ia menuju dapur, ia melihat ada rambut yang cukup panjang dari dalam tembok.