Belum lagi jam sepuluh malam Pak Bar sudah masuk ke peraduannya.
Menyusul istrinya yang sudah terlelap sejak sore.
Baca Juga: Pengalaman misteri tukang blandong Pak Parjan ketika diserang puluhan anjing siluman
Biasa tidur lewat tengah malam, bagi Pak Bar jam sebelas masih terasa sore.
Di tengah suara derasnya air hujan yang turun dari langit, sayup- sayup telinga Pak Bar mendengar suara seperti orang meratap, meminta tolong.
Semula Pak Bar tidak begitu hirau dengan suara tersebut.
Namun semakin malam suara itu semakin terdengar jelas.
Pak Bar bangun dari tempat tidurnya, melangkah ke ruang depan. Ingin mengetahui asal suara itu.
"Hah?!," ucap Pak Bar pendek. Ternyata suara itu berasal dari bagian luar halaman depan rumahnya.
Suara itu semakin terdengar jelas ketika dia mendekat ke gapura dan membuka sedikit pintunya.
Dari celah pintu gapura dia mengintip ke arah arca atau patung raksasanya.
Terdengar suara seperti orang menggigil kedinginan dan meminta sesuatu.
Tak pelak, suara itu ternyata dari kedua arca yang ada di kanan dan kiri pintu gapura.
"Aku njaluk payuuung...," begitulah ratap patung Cingkarabala dan Balaupata tersebut.