Alex yang berjalan di depan, dan tidak paham medan, terperosok ke salah satu lubang.
Iqbal yang berjalan mengikuti, berteriak memanggil nama Alex.
Tapi, tidak hanya berteriak, Iqbal tanpa pikir panjang, melompat menyusul Alex, masuk ke dalam lubang.
Di dalam lubang, Alex terduduk, sambil meraba beberapa bagian tubuhnya yang mungkin luka, kaget mendengar teriakan Iqbal.
Alex lebih kaget lagi, ketika tiba-tiba, benda keras yang ternyata kepala Iqbal, membentur kepalanya.
“Kepalanya terantuk bagian belakang kepala saya,” ucapnya.
Iqbal, pemuda dengan kacamata minus, yang cukup tebal, bagian wajahnya, membentur kepala Alex.
Kacamatanya hancur, tidak hancur saja, beberapa serpihan kaca menancap di mata Iqbal.
“Saya yang harus mencabut pecahan kaca itu,” ujarnya.
Baca Juga: Rusak Parah, Jembatan Merah di Caturtunggal Sleman akan Dibangun Lagi Mulai Besok Senin
Alex pun merasa geram, bagaimana mungkin, mahasiswa dengan pengetahuan survival yang cukup, semacam Iqbal, bisa bertindak gegabah seperti itu.
Melompat dari atas tebing, tanpa memperhatikan keselamatan diri.
“Setelah saya cabut, saya cari beberapa tanaman yang bisa dikunyah dan ditutupkan pada lukanya,” tutur Alex, menghela nafas dalam.
Gagah, di atas ceruk, membuat tali darurat dari akar pohon yang ditemukan di sekitarnya, lalu menolong Iqbal dan Alex.
Setelah keluar lubang, ketiganya melanjutkan perjalanan, kali ini mereka lebih berhati-hati.