Wajahnya semula normal, namun tiba-tiba tampak berlumur darah.
Sedetik kemudian perempuan berambut panjang itu menoleh ke arah Edi.
Tampak wajahnya yang hancur, penuh darah, dan sangat menyeramkan.
Tanpa aba-aba Edi lari tunggang langgang meninggalkan alat pancingnya di pinggir kanal. (Seperti dikisahkan Ni'matus Sholihah di Koran Merapi) *