“Siapa tahu ada yang nyantol dan mau jadi pacarku,” gumamku sambil mengiyakan ajakan Tono.
Sampai di kos Ratna (pacar Tono) mengajak Intan.
Kami pun berkenalan. Pandangan pertama aku langsung terpana padanya, salah tingkah dan jantung berdebar.
Tapi kucoba menguasai diri. “Macak ganteng,” tekatku.
Baca Juga: Kejadian Mistis Sopir Prahoto Kuna Kaget Suara Mesin Seperti Orang Mendengus, Ternyata ......
Kami berempat mengobrol dan bercanda. Sesekali kulirik Intan yang sedang tertawa.
“Beuuhhhh, manis sekali senyumnya,” aku makin salah tingkah.
Sesekali pun kami berpandangan mata, jantungku semakin berdebar.
Sebelum pulang tak lupa aku minta nomornya agar bisa terus berkomunikasi.
Seiring waktu berjalan aku dan Intan pun semakin sering chatingan.
Aku pun semakin jatuh cinta padanya. Hingga suatu malam kuberanikan diri menyatakan perasaanku.
“Dik Intan, sebenarnya Mas punya perasaan lebih padamu. Maukah kamu menjadi pacarku?”
Tak lama kemudian ada chat masuk, balasan dari Intan.
“Mas Joko itu baik dan sangat nyaman untuk dijadikan teman. Jadi kita temenan aja ya, Mas.”