Hanya saja hubungan antara Balaputra dan Pramodhawardhani ditafsirkan berbeda oleh beberapa sejarawan.
Baca Juga: Sriwijaya Kerajaan Bahari 3: Namanya Memiliki Makna Kemenangan yang Gilang Gemilang
Teori yang lebih tua menurut Bosch dan De Casparis menyatakan, Balaputra merupakan anak dari Samaratungga, yang berarti adik dari Pramodhawardhani.
Sedang sejarawan dari angkatan kemudian yang diwakili Muljana, punya pendapat Balaputra adalah anak dari Rakai Warak dan adik dari Samaratungga, yang berarti dia paman dari Pramodhawardhani.
Memang tak diketahui secara jelas, apakah Balaputradewa tersingkir dari Jawa Tengah karena kalah dalam perselisihan suksesi melawan Pikatan,
atau memang sudah memerintah di Suwarnadwipa (Sumatra) sebelum pecahnya perselisihan tersebut.
Yang pasti, wangsa Sailendra akhirnya pecah menjadi dua. Yakni, di Jawa Tengah dikuasai Pikatan-Pramodhawardhani dan Palembang dikuasai Balaputradewa.
Konon Balaputradewa bisa menguasai cabang Sumatra dari wangsa Syailendra dan bertahta di ibukota Sriwijaya dari Palembang.
Sebagian sejarawan punya pendapat, hal ini karena ibunda Balaputradewa, yakni Dewi Tara, permaisuri Raja Rakai Warak adalah putri dari Sriwijaya.
Dengan begitu Balaputra merupakan pewaris tahta Sriwijaya di Sumatra. Balaputradewa kemudian dinobatkan sebagai Maharaja Sriwijaya,
dan menyatakan sebagai pewaris sah wangsa Sailendra dari Jawa, seperti yang disebutkan dalam Prasasti Nalanda berangka tahun 860. *