"Nuwun sewu, Mbah. Redi badhe pipis wonten mriki," begitu ujar Redi dalam bahasa Jawa halus.
Redi kaget. Tanpa diduga ada suara orangtua sepertinya menjawab uluk salamnya.
Baca Juga: Lima Warga Gunungkidul Meninggal Akibat Penyakit Tuberkulosis Selama Triwulan Pertama 2022
"Ora papa, Le. Dikepenakke wae. Kono kuwi pancen jambanku," begitu suara yang didengarnya berasal dari atas pohon.
Spontan kepala Redi mendongak ke atas. Di bawah terangnya sinar bulan purnama, Redi tidak melihat ada seorang pun berada di pohon klengkeng.
Tak urung dia pun lari tunggang langgang meninggalkan pohon klengkeng tua itu. Menol dan Anto yang tidak tahu duduk persoalannya ikut berlari di belakangnya. (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *