Baca Juga: Hilang Rasa Kemanusiaan Gara-gara Masalah Asmara
Sedangkan, Yeni meninggalkan kebun bambu lebih dulu. Dia menghampiriku.
"Kenapa wajahmu pucat sekali, Na?" tanya Yeni santai.
"Kamu baru saja kesurupan," jawabku.
Yeni menepuk bahuku, "Karena aku kesurupan, makanya aku dan bapak jadi tahu. Asal muasal mereka."
"Bagaimana ceritanya..? tanyaku penasaran.
"Dahulu kala, sebelum para kolonial Belanda datang. Kebun bambu itu adalah lapangan untuk perayaan warga atau pesta rakyat."
"Para kolonial Belanda datang, menghancurkan lapangan itu. Merubahnya menjadi lapangan latihan tembak para tentara," jawab Yeni. (Seperti dikisahkan Fitriati Arina Manasikana di Koran Merapi) *