Bayangan tangan hitam menempel di kaca. Bergerak-gerak seolah-olah meronta ingin ikut keluar dan tak mau dikunci di dalam ruangan.
Rudi sangat kaget namun mencoba untuk tetap menguasai diri. Keringat dinginnya kembali bercucuran. Kakinya gemetar.
Ia sadar betul bahwa Pak Rinto dan Toni sudah keluar ruangan. Yang artinya tidak ada lagi orang yang ada di dalam ruangan.
Entah tangan siapa yang ada di dalam ruangan itu. Rudi sangat ketakutan. Dengan sisa kesadarannya ia berdoa sebisanya lalu bergegas pulang.
Keesokan harinya Rudi menemui atasannya, meminta sementara masuk shif pagi saja. Untungnya permohonan Rudi disetujui.
Satu bulan ke depan Rudi masuk pagi terus. Dia tak pernah menceritakan kejadian menyeramkan ini pada rekan kerjanya.
Dia tak mau rekannya takut saat masuk shif malam. Dia berharap semoga tidak ada rekan yang mengalami hal yang sama dengan apa yang ia alami. Cukup dia saja yang mengalaminya. - Semua nama samaran - Habis. (Seperti dikisahan Indri Astuti di Koran Merapi) *