harianmerapi.com - Menurut tradisi peringatan 1000 hari orang meninggal adalah acara kirim doa untuk arwah yang biasanya dilaksanakan dengan mengundang orang banyak dengan ubo rampe lebih besar.
Hari ini itu adalah hari peringatan 1000 hari meninggalnya nenek Mbah Yam. Yu Jami, anak tunggal Mbah Yam, akan menggelar selamatan.
Dari pagi, tetangga-tetangga Yu Jami telah sibuk membantu Yu Jami menyiapkan acara. Para laki-laki sibuk mengatur tempat serta memasang lampu-lampu.
Para ibu sibuk memasak dan menyiapkan berbagai hidangan di dapur. Yu Tri, salah seorang tetangga Yu Jami, ikut sibuk.
Selesai mencuci beras untuk dimasak, ia membantu memotong-motong daging, mengupas bawang, serta membuat bumbu-bumbu.
Ketika pekerjaan di dapur agak longgar, Yu Tri masuk ke rumah untuk membantu membungkus kue-kue serta menata lauk-pauk.
“Yu Tri, tolong ambilkan daun pisang ya. Tadi Kang Wan sudah memetikkannya. Sekarang daun pisangnya ditaruh di teras,” kata Yu Jami.
Baca Juga: Enam Manfaat Dzikir, Salah Satunya Menambah Keteguhan Hati
Yu Tri pun bangkit dan melangkah menuju teras untuk mengambil daun pisang. Siang itu, teras sudah sepi. Selepas makan siang, para bapak yang membantu sudah pulang karena pekerjaan sudah selesai.
Para ibu sibuk di dapur, di bagian belakang rumah. Di teras tidak ada siapa-siapa. Yu Tri melihat tumpukan daun pisang di pojok teras. Ia pun bergegas mengambilnya.
Saat berbalik hendak kembali ke rumah, Yu Tri terkejut bukan kepalang. Di kursi rotan yang ada di dekat pintu, terlihat Mbah Yam sedang duduk.
Ya, Mbah Yam yang sudah meninggal 1000 hari yang lalu, yang hari itu akan diselamati. Mbah Yam tidak melihat ke arah Yu Tri, tapi Yu Tri tergagap-gagap.
Sambil menutup wajah dengan daun pisang yang dibawanya, Yu Tri melangkah cepat melewati sosok orang yang sudah meninggal itu. Yu Tri segera masuk rumah dan terduduk. Napasnya tersengal-sengal ketakutan. (Seperti dikisahkan Siti Anisah di Koran Merapi) *