harianmerapi.com - Rupanya rumah yang ditinggali herman memang ada hantu wanita cantik. Hantu itu suka pada Herman karena tak pernah menyalakan kemenyan di rumahnya.
Herman menyelesaikan kalimat penutup lalu menekan tombol enter. Selesai sudah novel ke-17 karya Herman. Lelaki berambut ikal itu menatap layar laptop dan tersenyum lega. Ia meraih cangkir kopi di dekat laptop, lalu menyeruputnya hingga tandas.
Angin berkesiur di kamar berukuran 4 x 4 meter itu, menyentuh wajah Herman. Herman tersenyum, lalu menekan keyboard laptop merahnya.
Baca Juga: Ada Hantu Gentayangan Wujud Jerangkong Suka Memetik Kelapa di Malam Buta
“Selamat pagi. Apa kabar, Poppy?” tulis Herman.
Herman menjauhkan kedua tangannya dari keyboard. Sesaat kemudian ia melihat beberapa tombol keyboard bergerak naik turun dan di layar laptop muncul tulisan.
“Pagi. Kabar baik, Om. Sudah selesai novelnya, Om?”
Sekarang, gantian Herman yang mengetik.
“Sudah,” tulis Herman.
“Novel tentang apa, Om?”
“Tentang seorang lelaki paruh baya yang merindukan anak,” tulis Herman.
“Apakah itu cerita tentang Om Herman sendiri?”
“Tidak sepenuhnya, Poppy. Om masih muda, sedangkan tokoh dalam novel itu sudah paruh baya,” tulis Herman.
“Tetapi, Om Herman ingin punya anak juga, kan?”
Herman tertegun. Menatap layar laptop beberapa saat. Setelah menghela napas, Herman mengetik lagi.
“Begitulah, Poppy. Om ingin sekali punya anak,” tulis Herman.
“Bagaimana kalau Poppy jadi anak Om Herman saja?”
Herman kembali tertegun. Angin berkesiur sekali, membelai wajah Herman.
Baca Juga: Mau Foto Copy Kok Masuk Kantor Notaris dan Kesal Tetangga Suka Gosip Kok Ikutan Gosip
“Kau serius, Poppy?” tulis Herman.
“Ya, Papa Herman. Poppy serius.”