Bukan Cinta Sejati 38: Bakti Terakhir Anak Merawat Orang Tuanya yang Sakit Hingga Akhir Hayat

photo author
- Sabtu, 25 Desember 2021 | 21:00 WIB
Sisar ikhlas melepas kepergian ayahnya.     (Ilustrasi Sibhe)
Sisar ikhlas melepas kepergian ayahnya. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Berat merawat orang tua yang sudah uzur. Namun bagi Sisar, dirinya merasa ringan saja menjaga dan merawat ayahnya, yang hanya tergolek di tempat tidur karena sakit faktor usia.

Sisar merasa ini adalah bakti pada orang tua. Kesempatan baginya untuk membalas semua jasa orang tua sejak ia kecil hingga dewasa.

Bagi Sisar, inilah kesempatan untuk berbakti dengan merawat orang tuanya di saat-saat akhir hayat.

Baca Juga: Bukan Cinta Sejati 1: Awal Perkenalan Dua Insan Lain Jenis yang Tidak Disengaja

Terlebih lagi sakitnya Pak Wiryo dipicu oleh kondisi Sisar belakangan, setelah bercerai dengan suaminya.

Setelah dirawat beberapa minggu di rumah sakit, Pak Wiryo memang sudah diperbolehkan untuk pulang.

Rawat jalan dianggap lebih baik, agar bisa lebih dekat dengan keluarganya, mengingat kondisinya yang memang sudah sulit untuk bisa pulih kembali.

Beban Sisar sebenarnya semakin berat, karena sang ibunda juga sudah lemah kondisinya. Terpaksa ia harus merawat kedua orang tuanya sekaligus.

Baca Juga: Cerita Misteri Melawan Pesugihan Buto Ijo dengan Dicambuk Cemeti Hingga Giginya Rampal

Beruntung Rasti sudah agak besar sehingga bisa diajak berbagi beban, terutama setelah ia pulang sekolah. Semua itu tetap disyukuri Sisar, meski secara fisik harus menguras tenaga.

"Setidaknya Allah masih memberi kesempatan padaku untuk berbakti kepada orang tua. Semoga ini bisa menghapus dosa-dosaku yang lalu," kata Sisar dalam hati.

Namun ketabahan Sisar akhirnya runtuh, ketika usai Subuh akan membersihkan tepat tidur ayahnya, ia menemui hal yang selama ini sangat ditakutkannya. Ia melihat Pak Wiryo tidak dalam posisi semestinya.

Dicobanya untuk membangunkan ayahnya itu, namun tidak ada reaksi sama sekali. Dipegangnya tangan sang ayah, terasa masih sedikit hangat.

Baca Juga: Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam

Tapi Sisar bisa merasakan kalau ayahnya sudah tiada. Mungkin baru saja, karena saat akan salat Subuh, ia masih melihat ayahnya bergerak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X