harianmerapi.com - Cerita misteri tentang arwah Noni Bule yang menampakkan diri masih sering kita dengar sampai sekarang.
Pak Gono dan istrinya bekerja, sampai rumah biasanya sore. Anaknya yang baru berusia empat bulan dipercayakan pada Bik Inah pengasuhnya.
Tugas Bik Inah hanya mengasuh saja agar si kecil tidak rewel karena tugas mengatur rumah, memasak dan mencuci pakaian ada Bik Suti yang mengerjakan.
Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 17: Kasih Sayang yang Hilang Setelah Orang Tua Cerai
Hampir setiap sore sambil memberi makan Doni, Bik Inah selalu mengajak berjalan-jalan di taman yang tidak jauh dari rumah.
Di sekeliling taman itu banyak ditumbuhi pohon-pohon beringin besar, dan setiap pohon dikelilingi pagar agar menambah keindahan taman. Pagar-pagar itu berlobang-lobang berbentuk ornamen-ornamen.
Banyak anak-anak di situ, mereka senang, karena di taman itu banyak permainan anak-anak, ada ayunan, plosotan, naik turun tangga, dan semua memang disediakan gratis.
Baca Juga: Kegigihan Nyai Subang Larang 7: Mewariskan Ajaran Islam pada Dinasti Prabu Siliwangi
Juga ada jalan-jalan yang dapat dipergunakan untuk sepedaan bagi anak-anak yang membawa sepeda roda tiga, atau kereta dorong.
Sore itu Bik Inah membawa kereta dorong, sambil menyuapi Doni, sesekali ia mendorongnya. Namun ketika hari menjelang sore, kebetulan Bik Inah dicari saudaranya. "Kok tahu jika aku disini,” tukas Bik Inah.
Saudaranya mengatakan tadi disuruh kemari oleh yang ada dirumah. Karena lama nggak ketemu Bik Inah ngobrol tentang keadaan saudaranya.
Baca Juga: Aneka Manfaat Sereh, Salah Satunya untuk Bantu Singkirkan Toksin di Tubuh
Agak lama sampai lupa sedang momong Doni. Dan ketika menoleh, ternyata kereta sudah tidak ada. Bik Inah bingung, juga saudaranya. Mereka mencari berkeliling taman, juga menanyakan yang ada di taman.
Beberapa ada yang mengatakan jika melihat keretanya didorong seorang wanita jelita berambut pirang pakai rok panjang hingga tanah.
Ketika ditanya kan di dorong kemana? Ada yang tahu di dorong menuju ke rumah. Serta merta Bik Inah segera pulang untuk mencari kebenarannya, dengan perasaan khawatir dan takut. Sesampai di rumah, Doni sudah di gendong ibunya.
