SUDAH menjadi kebiasaan sebagai security, Mas Guntur (nama samaran) selalu menjalankan tugasnya dengan baik. Tengah malam berkeliling memeriksa setiap sudut ruangan di sebuah sekolah, dimana mas Guntur bekerja menjadi security.
Karena manakala lupa mengontrol satu demi satu ruangan, pernah terjadi hal yang tidak diinginkan. Yaitu kedatangan tamu yang tak diundang, menjarah beberapa laptop dan komputer dengan biadap tanpa tersisa.
Padahal lingkungan sekolah dimana mas Guntur kerja, merupakan sekolah lama bangunan peninggalan Belanda, yang masih diabadikan bentuk bangunannya sebagai monumen sejarah. Di sana-sini masih banyak rerimbunan pepohonan dan katanya banyak terjadi misteri.
Baca Juga: Resep Nugget Geprek ala William Gozali, Menu Unik Tapi Mudah Dibikin dan Enak
Tak heran masyarakat mengatakan sekolah itu angker. Sampai suatu saat tiba-tiba datang polisi untuk melakukan pemeriksaan.
Pasalnya, ada beberapa ibu yang tinggal tak jauh dari sekolah tempat mas Guntur bekerja mengatakan, bahwa pada malam-malam mendengar suara: "Tulung....tulung..." yang arahnya dari ujung kampung.
Kata para sesepuh yang tinggal di sekitar sekolah itu, jika ada suara "Tulung...tulung..." pasti ada orang berniat jelek yang masuk kampung atau tamu tidak diundang.
Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 39: Tersingkir dari Rumah Sendiri
Betul juga, kejadian demi kejadian selalu diamati oleh mas Guntur. Begitu malam itu mendengar seperti ada orang teriak "Tulung...tulung", maka segeralah ia berjaga-jaga dengan dibantu oleh penjaga sekolah lain.
Kemudian timbul inisiatif mereka untuk mengadakan Salat bersama dan berdzikir. Dengan langkah ini diharapkan menjadikan tamu tak diundang itu tak jadi datang.
Benar saja. Sejak saat itu, kebiasaan Salat dan dzikir bersama selalu dilakukan. Dan sejak saat itu pula, sekolah itu tak pernah kedatangan tamu yang tidak diundang. Juga julukan angker pada sekolah itu tak ada lagi. Karena di sana-sini sudah di pasang lampu dan pepohonan dirapikan.
Suara "Tulung...tulung" di pojok kampung pun tak ada lagi, apalagi sebutan angker. Sedang sebutan angker sekarang lantaran untuk masuk ke sekolah itu sulit, dikarenakan memang sekolah bagus dan banyak siswanya yang berprestasi. (Seperti dikisahkan Aris Irianti di Koran Merapi) *