kearifan

Kyai Raden Santri 4: Keris Pusaka Ditancapkan, Keluar Air yang Melimpah

Kamis, 19 Agustus 2021 | 07:49 WIB
Kyai Krapyak I menancapkan keris pusakanya ke tanah (Ilustrasi Pramono Estu)

Di belakang masjid ini ada sebuah ‘blumbang gedhe’ (kolam besar), yang juga peninggalan Kyai Krapyak I. Keberadaan blumbang gedhe itu juga memiliki ceritera legenda yang unik. Konon, ketika Panembahan Senopati merasa rindu dengan keponakannya, Kyai Krapyak I, maka diutuslah dua orang perajurit untuk mencari dan memanggil Kyai Krapyak.

KETIKA bertemu dengan Kyai Krapyak I, kedua perajurit itu menunggunya karena beliau sedang ‘i’tikaf’ bermujahadah di dalam masjid.

Setelah lama menunggu, Kyai Krapyak I belum juga selesai bermujahadah, sehingga kedua orang perajurit itu memutuskan untuk mengambil keris pusaka milik Kyai Krapyak yang diletakkan di sampingnya dan dibawanya ke keraton untuk diberikan kepada Panembahan Senopati.

Harapannya, nanti Kyai Krapyak I pasti akan menyusul ke keraton untuk mengambil keris pusakanya.

Selesai bermujahadah Kyai Krapyak I terkejut karena keris pusakanya hilang.

Baca Juga: Ruang 13: Sesosok Menempelkan Wajahnya Ingin Keluar dari Komputer

Kemudian beliau pergi ke keraton Mataram untuk mengadukan hal itu kepada sultan yang tidak lain adalah pamannya. Sampai di keraton, pertemuan antara sang sultan dengan keponakannya itu telah mengobati rasa rindunya.

Panembahan Senopati bersedia menyerahkan kembali keris pusaka milik keponakannya dengan syarat, Kyai Krapyak bersedia menyempurnakan bangunan masjid di dusunnya.

Karena di masjid ini belum ada air bersih untuk sarana berwudhlu. Kyai Krapyak menyanggupi syarat itu, kemudian mohon pamit kembali ke dusunnya.

Tiba di dusun Santren, Kyai Krapyak I langsung menuju ke sebelah barat masjid.

Baca Juga: Mancing Tengah Malam Ketemu Gendruwo

Di sini beliau menancapkan keris pusakanya ke tanah. Dan ketika keris pusaka dicabut muncullah mataair yang cukup besar dengan air yang melimpah sehingga membentuk sebuah blumbang gedhe atau kolam yang luas. Dan sejak saat itu para jamaah masjid yang dibangun Kyai Krapyak I tidak lagi kerepotan untuk mengambil air wudhlu.

Blumbang Gedhe di Dusun Santren. (Foto: Amat Sukandar)

Blumbang yang cukup luas itu sampai kini airnya dimanfaatkan warga setempat, tidak saja untuk wudhlu tetapi juga mampu mencukupi kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari. Bahkan kolam besar itu juga ditebari benih ikan.

Terkait dengan blumbang gedhe ini, ada cerita misterius yang berkembang di tengah masyarakat dusun ini. Konon, dahulu pernah ada sepasang pengantin yang mandi di mataair kolam ini. Namun mereka ‘hilang’ misterius di dalam kolam dan menjadi batu besar. Konon, batu besar itu kini masih ada di dasar blumbang gedhe ini. (Ditulis: Amat Sukandar)

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB