Ayahnya bilang kepada Bondan : “Saya sanggup melamarkan kalau kamu sanggup menerima ajian “Cucuk dandang”.
Jawab Bondan Leksana : “Saya sanggup Kyai”
Setelah mendengar jawaban itu ia minta kepada anaknya untuk puasa tujuh hari tujuh malam dilanjutkan kungkum (merendam) di air sungai selama satu malam.
Anaknya pun menyanggupi.
Mulai hari itu Bondan puasa.
Setelah puasa tujuh hari tujuh malam, malamnya ia merendam di air.
Tubuhnya masuk dalam air hanya kepalanya yang tampak.
Setelah selesai kungkum ia lalu menemui ayahnya.
Kyai Sindung Riwut menguasai semua ajian seperti: Penglimunan, Narantaka, Maundri, Welut Putih, Pancasuna, Semar mesem dan lain sebagainya.
Pada malam Jumat Kliwon Bondan Laksana diajak ke hutan dan masuk kedalam gua.
Di dalam gua itu Bondan akan menerima ajian “Cucuk Dandang” Kyai Sindung Riwut membaca mantra lalu menengadah keatas dan mengucap : “Hai ajian cucuk dandang masuklah kedalam tubuh anakku Bondan Leksana”.
Dari mata Sindung Riwut keluar cahaya merah dan lewat cahaya itu tampak cucuk dandang (paruh dandang) masuk kedalam tubuh Bondan.
Kemudian Sindung Riwut bilang : “Mari kita pulang dan segera saya akan melamar Ririh Santi. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *