“Nanti kalau sudah melewati pesanggrahan, kita jalan biasa lagi,” tukas salah satu anak dengan suara berbisik.
“Ah, penakut kalian! Aman begini, tidak ada apa-apa,” gerutu Didin, pongah.
Berlagak sok berani, Didin kemudian sengaja mengedarkan cahaya senter ke segala penjuru kebun kosong.
Didin seolah-olah ingin menunjukkan bahwa di kebun kosong itu tidak ada sesuatu hal pun yang perlu ditakutkan.
Hanya ada pohon sawo dan beberapa pohon pisang saja.
Tiba-tiba cahaya senter menubruk sosok makhluk tinggi besar yang bersedekap.
Didin sejenak terperangah.
“Han, hantu.....!” teriak Didin sambil lari kalang kabut.
Ketiga teman Didin pun otomatis ikut berlari pontang-panting. - Habis (Seperti dikisahkan Endang Sri Sulistiya di Koran Merapi) *