Sang harimau seperti mendapat kesempatan membalas.
Hewan itu melangkah cepat ke arah Mas Bei Surosantjoko yang masih belum bangun dari jatuhnya.
Siap- siap akan merobek-robek tubuh dan nglethak kepala Mas Bei. Penonton tercenung.
Aneh. Macan buas itu nampaknya tidak bisa berbuat banyak.
Setiap menerkam selalu gagal. Malah, tubuh macan itu sendiri yang bergelimpangan ke kanan dan ke kiri.
Akhirnya diketahui, jika Mas Bekel Surosantjoko mempunyai ‘rangkepan’ atau ajian ‘lembu sekilan’.
Berkat ajiannya, Mas Bekel bisa terlepas dari terkaman harimau buas.
Setahun sekali, pada saat diadakan acara Rampogan Macan, Mas Bei selalu turun ke arena.
Banyak penonton dibuat kagum atas keberaniannya.
Ceritera di atas adalah ceritera tutur-tinular.
Diceriterakan oleh Mas Bekel Surosantjoko kepada puteranya.
Kemudian oleh puteranya diceriterakan lagi kepada cucu-cucu, dan cicit- cicitnya.
Suryandari, teman akrabku, mendapat ceritera tersebut dari Keng Romonya, yaitu Romo Tandyokusumo, yang merupakan cicit dari Mas Bekel Surosantjoko. - Semua nama samaran (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *