Laki-laki beranak satu itu merasa seperti mendapat durian runtuh.
Perempuan muda itu terus saja melempar jurus nakalnya.
Tak urung, Kamal yang semula ragu, kawatir diketahui warga setempat, timbul kenekatannya.
Ketika didekap erat, bibirnya yang sensual dicium, perempuan itu tidak menolak. Bahkan seperti meminta yang lainnya.
Sebagai lelaki normal, Kamal tanggap. Terjadilah sesuatu yang sebenarnya tidak boleh terjadi.
Di siang hari bolong, dangau terbuat dari kayu, yang semula sunyi- sepi, berubah gaduh.
Terdengar suara geludak-geluduk dari ulah kedua makhluk berlainan jenis tersebut.
Pakaian keduanya awut-awutan. Sudah tak keruan lagi.
Baca Juga: Kisah misteri Bu Iskan yang kehilangan anak saat usia 10 tahun, menampakkan diri 40 tahun kemudian
Dan ketika posisi Kamal berada di atas tubuh perempuan tersebut, tiba-tiba...dooor! Terdengar suara letusan senjata.
Bersamaan dengan itu Kamal seperti terbangun dari mimpi indahnya.
Pak Johan sudah berdiri di dekatnya. Dan perempuan muda berdada montok tersebut sudah tidak tampak lagi.
"Untung aku segera datang. Celeng jadi-jadian yang bergumul denganmu itu sudah aku tembak," ujar Pak Johan. - Semua nama samaran (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *