NAMA Kebo Iwa cukup dikenal dalam cerita rakyat, terutama masyarakat Bali. Ia dikenal sebagai salah seorang panglima militer Bali pada masa pemerintahan Prabu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten pada awal abad ke-14. Sosok Kebo Iwa pun diabadikan di Pura Gaduh di Blahbatuh, Gianyar.
Namun banyak versi tentang perjalanan hidup Kebo Iwa, meski dari berbagai versi itu banyak kemiripannya. Berikut salah satu versi cerita tentang sosok bertubuh raksasa ini, yang dirangkum dari berbagai sumber.
Konon Legenda Kebo Iwa banyak dikaitkan dengan peristiwa serangan kerajaan Majapahit ke Pulau Bali. Kala itu hidup sepasang suami istri yang sudah lama berharap memiliki keturunan. Tak lelah setiap hari mereka berdoa meminta Tuhan untuk memberinya anak. Bertahun-tahun kemudian, barulah Tuhan menjawab doa mereka.
Sang istri hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Betapa bahagianya pasangan ini. Mereka sangat bersyukur, apalagi anak yang lahir memiliki fisik yang kuat luar biasa. Sejak kecil si anak sudah terlihat sangat berbeda dari kebanyakan bayi. Hal ini dikarenakan kesukaannya makan dan minum.
Baca Juga: Al Ghifari Dapat Bantuan Tabungan:Terima Kasih Pak Presiden Jokowi, Semoga Sehat Selalu
Setiap hari pekerjaannya hanya makan dan makin lama porsi makannya juga semakin banyak. Akibatnya tubuh Kebo Iwa pun dengan cepat tumbuh besar dan kuat. Ukuran tubuhnya tak sepadan dengan teman sebayanya. Saat masih remaja saja, tubuhnya sudah menggelembung sebesar kerbau. Karena itula orang-orang menyebutnya Kebo Iwa.
Pada sisi lain, orang tuanya dibuat kewalahan karena harus menyediakan makanan yang jumlahnya luar biasa banyaknya. Mereka pun terpaksa harus menghabiskan banyak uang hanya demi memenuhi makanan anaknya. Namun kemampuan orang tua memang ada batasnya, sehingga akhirnya mereka bangkrut.
Terpaksa orang tua Kebo Iwa harus minta bantuan penduduk desa untuk memenuhi makan anaknya itu. Tak ayal penduduk desa harus ikut membantu dengan cara gotong royong memasak dan membangun rumah besar untuk ditempati Kebo Iwa. Maklum, tubuh Kebo Iwa begitu besar sehingga tak mungkin tinggal serumah dengan orang tuanya yang rumahnya kecil.
Baca Juga: Remaja Tewas Usai Dikejar-kejar Belasan Orang di Jalan AM Sangaji Yogyakarta
Sayangnya, kemampuan para tetangga dalam membantu kebutuhan makan Kebo Iwa ternyata juga terbatas. Lama-lama warga merasa kewalahan, sehingga mereka meminta pada Kebo Iwa untuk memasak sendiri makanan yang ia perlukan. Penduduk desa hanya mampu memberi bantuan berupa bahan mentah saja.
Merasa dirinya sudah merepotkan orang banyak selama ini, maka Kebo Iwa pun bisa menerima keputusan penduduk desa. Bahkan sebagai tanda terima kasih pada penduduk yang sudah membantunya sesuai dengan kemampuannya, maka Kebo Iwa pun membalasnya dengan membangun sebuah bendungan. Ia juga suka menggali sumur untuk memenuhi kebutuhan air warga. Dengan kekuatannya, dengan mudah sumur digalinya tanpa bantuan orang lain.
Selain itu, keberadaan Kebo Iwa juga membuat warga menjadi lebih aman. Sosoknya yang sangat besar seperti raksasa, membuat banyak orang yang takut saat pertama kali melihatnya. Karena itu, Kebo Iwa juga berperan sebagai pelindung bagi penduduk desa dari ancaman, baik ancaman dari binatang buas maupun orang-orang jahat yang hendak menyerang atau merampok harta benda mereka.
Baca Juga: Judi dan Minuman Keras Membuat Keluarga Berantakan, Sampai Ujungnya Tinggal Sebuah Penyesalan
Pada saat itu di Pulau Jawa tengah berkembang kerajaan Majapahit yang ingin melebarkan kekuasaannya ke luar wilayahnya, termasuk di antaranya Pulai Bali menjadi sasaran. Sebelum melakukan serangan, pasukan Majapahit selalu mempelajari kekuatan daerah yang menjadi sasarannya.
Begitu pula dengan daerah Bali, mata-mata prajurit Majapahit mengetahui ada sosok yang sangat ditakuti, yakni Kebo Iwa. Menurut perhitungan, Pulau Bali tak mungkin bisa ditaklukkan selagi masih ada Kebo Iwa. Karena itu, harus dicari akal bagaimana untuk melumpuhkan kekuatan Kebo Iwa yang luar biasa itu.