Namun dia tidak protes malah senang. Mas Gucil sampai lupa menanyakan hendak kemana.
Ia asal menggenjot pedal becaknya dan jalan pelan-pelan mengikuti jalan beraspal.
Keduanya saling membisu. Tak ada percakapan Mas Gucil dengan penumpangnya.
Tampaknya malam telah larut namun Mas Gucil tak merasakan lelah sedikitpun meski sudah lama menggenjot becaknya.
Saat suasana agak sepi, si penumpang memberi aba-aba agar berhenti.
Wanita tersebut tanpa bicara langsung mememberi uang cukup. Mas gucil senang bukan kepalang, karena bakal bisa membahagiakan istrinya di rumah.
Namun hanya sesaat, karena kemudian Mas Gucil didera ketakutan teramat sangat.
Sekilas ia melihat penumpang misterius tadi punggungnya berlubang.
Wajahnya berdarah dan tidak secantik seperti saat melambaikan tangan tadi.
Seketika itu Mas Gucil rebah tak sadarkan diri. Ia baru ditemukan oleh peronda menjelang pagi.
Posisinya Mas Gucil dan becaknya berada di atas makam gadis yang meninggal belum lama.
Oleh peronda Mas Gucil diantar pulang.
Sampai di rumah, setumpuk uang dari penumpang misterius diberikan pada istrinya.
Semula istrinya mau marah, melihat uang langsung tersenyum sekalipun heran suaminya bisa bawa uang sebanyak itu.