Beberapa lelaki segera meringkus tubuhnya. Pak Kyai kemudian membacakan doa-doa ayat suci Al-quran.
Saat dibacakan doa tubuh Partini terlihat menggelepar-gelepar.
Namun beberapa menit kemudian kembali tenang.
Dari keterangan Pak Kyai, seringnya Partini kesurupan karena diganggu prewangan yang selama ini ikut emaknya hingga menjadi orang linuwih.
Setelah ditinggal meninggal dunia, prewangan itu ingin mencari tuan baru dan nitis (menyatu) pada tubuh Partini.
Oleh Pak Kyai Partini disuruh memilih membiarkan prewangan itu nitis pada tubuhnya sehingga dia bisa mewarisi ilmu emaknya menjadi dukun atau mengusir prewangan itu.
Tanpa berpikir panjang, Partini menjawab mantap, meminta Pak Kyai mengusir prewangan itu.
Biar dirinya bisa hidup tenang. (Seperti dikisahkan Totok Martono di Koran Merapi) *