”Siapakah Kyai Langgeng itu?”
Biasanya tanya kepada juru kunci agar mengetahuinya tetapi di Kyai Langgeng tidak ada juru kuncinya maka penulis harus mencari sumber-sumbernya sendiri.
Penulis wawancara dengan orang-orang yang usianya 80 tahun lebih, mencari lewat internet dan buku-buku sejarah.
Akhirnya penulis menemukan bahwa Kyai Langgeng itu penasehat Pangeran Diponegoro, dia adalah Ulama yang terkenal di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Dibya Anggara (nama samaran) adalah teman saya ia seorang petani yang berhasil.
Sawahnya ada dua tempat kurang lebih ada ½ hektar. Dan juga mempunyai pekarangan yang cukup luas.
Padi adalah hasil sawahnya yang paling favorit, tiga bulan sekali pasti panen padi.
Jadi kebutuhan beras harian tidak pernah membeli bahkan sampai menjual berasnya.
Di samping hasil beras hasil kelapanya tiap bulan bias memetik minimal 200 butir.
Pak Dibya Anggara suka semedi, ziarah dan pergi ketempat-tempat yang angker.
Yang pernah dikunjungi adalah: Makam Imogiri,makam Sunan Gunung Jati, Gunung Kawi dan Gunung Kemukus.
Dia mempunyai rencana akan ziarah kemakam Kyai Langgeng yang ada di Magelang.
Ia mengajak tetangganya yaitu Sabari (nama samaran) untuk menemaninya.