hariamerapi.com-Mempunyai bakat indra keenam sejak kecil, Raden Arya Pradana atau akrab di sapa Den Arya kini membuka pengobatan alternatif di Jogja dan mulai terkenal hingga ke berbagai pelosok Negeri. Siapa sangka dia memiliki pengalaman unik dan cerita mistis sejak SD.
Pria yang hanya seorang diri melayani pasiennya ini bisa mengobati berbagai penyakit baik medis maupun non medis. Pasiennya beragam, mulai masyarakat tidak punya hingga jendral dan pejabat dengan kedudukan tinggi.
Den Arya membuka praktik pengobatan alternatif di Jalan Retno Inten Rejowinangun Kotagede Yogya. Ia memanfaatkan bakat alami yang didapatkannya sejak lahir, kemudian dimanfaatkan untuk membantu sesama.
Pria 37 tahun ini mengungkap, kemampuan indra keenem untuk membantu sesama disadari saat ia berada di bangku kelas 1 SD. Saat itu ia tinggal menetap di pulau Sumatera, mengikuti kerja sang ayah di wilayah Sumatera Utara.
"Saat itu anak teman ayah saya yang nangis sakit empat hari tiga malam. Ternyata anak itu digoyang-goyang oleh sesuatu yang tidak terlihat. Saya diajak masuk, saya hanya melihat ada simbah-simbah, saya dada dan gandeng simbah yang ada di anak itu keluar. Lalu anak itu diam berhenti nangis. Itu awal mula saya menyadari gift ini bisa membawa manfaat untuk sesama," ucapnya.
Sejak kecil memang Den Arya kerap dilihat berbeda dari anak-anak lainnya. Ia menceritakan jika setiap hendak menyeberang jalan, tangannya selalu merasa digandeng oleh seseorang yang sebenarnya tidak bisa dilihat orang.
"Kalau nyebrang jalan, tangan saya selalu naik, seperti sedang digandeng orang yang lebih besar. Padahal ya tidak ada orang kalau dilihat, tapi ya itu katanya yang menuntun melindungi saya," katanya.
Dia mengaku sempat menjadi musisi dengan membentuk grup band di Jakarta dan membawanya ke dunia entertainment. Lambat laun ia kembali menyadari passion hadir untuk membantu sesama.
Baca Juga: Misteri ikan keramat Telaga Ranjeng 1: Tiba di lokasi hari hampir gelap suasana nampak mistis
"Saat ngeband, saya menyadari, kalau tetap harus membantu orang. Kemudian saya tinggalkan eksbis. Di Jakarta, saya buka praktek Senin-Jumat, tapi Sabtu-Minggu saya praktek di Yogyakarta. Setelah ayah meninggal dunia, saya pindah menetap di Yogya sampai hari ini," katanya.
Den Arya juga menceritakan para pasien datang dengan berbagai persoalan. Ada yang sakit karena medis hingga terkena guna-guna seperti santet dan pelet. Kendati demikian, soal tarif ia tidak pernah menarif, semampu dan seiklasnya.
"Kalau tidak mampu, saya tidak minta bayar. Saya hanya perantara saja, yang menyembuhkan tetap Allah Gusti Pangeran ya," jelasnya.
Arya yang juga memiliki wisata Bhumi Arya di Petir Gunungkidul ini berniat terus membantu sesama dengan kelebihan yang dimiliki. Ia berharap bisa membawa manfaat untuk kepada sesama, dengan tujuan yang baik.